Penyuluh Perikanan Satminkal BRPPUPP wilayah Kabupaten Banyuasin, Triana Mareta, S.Pi dan binaan Pokdakan Teratai Desa Sungai Rengit terlibat dalam Proyek FAO “Support to upscaling and adoption of innovations and good practices for sustainable intensification and expansion of aquaculture in Asia” yang dilaksanakan pada tahun 2023.
Proyek ini merupakan kegiatan kerjasama antara FAO dan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang sedang mempersiapkan kegiatan uji coba inovasi formulasi pakan dan tindak lanjut proyek sebelumnya dengan judul proyek “Supporting local feed self sufficiency for inland aquaculture in Indonesia”.
Diketahui, peranan sub sektor perikanan budidaya sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Pada subsektor inilah 80% budidaya sekala kecil menggantungkan hidupnya. Namun, biaya pakan ikan yang tinggi menjadi tantangan tersendiri, padahal pakan memiliki porsi hingga 70% dari total biaya produksi usaha budidaya yang dilakukan.
Adapun tujuan proyek yakni memproduksi pakan ikan khususnya ikan patin yang berkualitas tinggi dan berbiaya murah dengan memanfaatkan bahan baku lokal (ikan asin, bungkil sawit, poles, rebon udang, kepala udang), meningkatkan produksi ikan dengan cara siginifikan dan efisiensi dengan cara manajemen pakan yang efektif dan efisien, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta tuurt memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan.
Dipilihnya Sumatra Selatan sebagai lokasi proyek karena Provinsi Sumatra Selatan merupakan produsen ikan patin terbesar di Indonesia yakni memiliki kontribusi sekitar 47,5% terhadap total produksi perikanan budidaya nasional. Selain itu patin juga sangat popular dalam khasanah kuliner warga Sumatra Selatan seperti pindah patin dan lain-lain.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain pemberian bantuan mesin pencampur/pengaduk pakan, mesin penepung dan peralatan kualitas air kepada kelompok, waring, bibit ikan, training pelatihan pembuatan pakan, pelatihan pengelolaan pakan serta pelatihan penanganan penyakit ikan, demonstrasi pond agar kelompok menerapkan pakan yang dibuat dan dapat mengetahui manfaatnya secara langsung.
Inovasi berupa penambahan silase ikan, vitamin mineral dan enzim phytase dan selulase bermanfaat bagi perbaikan komponen pakan. 2 formula yang dihasilkan disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku berdasarkan periode atau musim yang tersedia di Sumatra Selatan. Formula tersebut merupakan formula pakan grade I dengan kadar protein sebesar 25% dan formula pakan grade II dengan kadar protein sebesar 20% sesuai dengan SNI.
Dari hasil uji lapangan yang dilaksanakan di 6 (enam) kelompok di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin, secara umum menunjukkan pertumbuhan FCR pakan formula FAO yakni 2.0 artinya lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan pakan biasa yakni sebesar 2.4. Kandungan protein juga lebih tinggi yaitu 20-25% dibanding dengan pakan biasa yang kelompok sebelumnya pakai yakni <20%. Disamping itu dari sisi ekonomi, biaya produksi pakan formula FAO lebih murah yaitu Rp. 4.725/kg dibandingkan dengan pakan buatan biasa dengan harga Rp. 5.000/kg.
Suluh, anggota Kelompok Jarwo yang berlokasi di Kabupaten Banyuasin mengatakan bisa memproduksi pakan sebanyak 400-500 kg/jam dan diedarkan ke kelompok lain atau bahkan warga sekitar dengan harga Rp. 5.000/kg. Benefit yang dirasakan yaitu pertumbuhan ikan lebih cepat, waktu panen ikan lebih singkat setengah bulan dari periode panen biasa.
Kedepannya akan dilakukan penguatan kapasitas kelompok pokdakan serta pemangku kepentingan terkait, dan kewirausahaan. Sedangkan dari sisi sosial ekonomi, FAO akan melakukan kajian mengenai kelayakan investasi, peluang pasar dan juga keberlanjutan usaha untuk pengembangan usaha pembuatan pakan skala kecil di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan.
Sebagai bentuk monitoring implementasi kerjasama, Direktur Pakan dan Obat Ikan serta tim FAO terdiri dari Technical Officer dari FAO Regional Asia dan Pasifik dan Internasional Konsultan mengunjungi Pokdakan Teratai pada 21-23 Mei 2023 yang lalu bersama Dinas Perikanan setempat.
Dalam kunjungannya, dilakukan penebaran benih ikan patin sebanyak 30.500 ekor di salah satu kolam tanah milik Pokdakan Teratai serta turut dilakukan uji coba mesin pres ikan untuk bahan baku pakan ikan.
Sumber : Triana Mareta, S.Pi (Penyuluh Perikanan Satminkal BRPPUPP wilayah Kabupaten Banyuasin)
Naskah dan Admin : Suwinda Pratama, S.St.Pi
Editor : Rully Ismanto, S.Si