Sekolah Alam Gaharu Bandung baru-baru ini bertualang ke Kota Pempek melalui program Ekspedisi Bumi Sriwijaya. Ekspedisi berlangsung selama 5 hari dan Smart Fisheries Village (SFV) Konservasi Ikan Lokal dan Eduwisata BRPPUPP yang berlokasi di Patra Tani, Kabupaten Muara Enim menjadi salah satu destinasinya.
Sebanyak 16 siswa kelas 6 didampingi 6 orang guru Sekolah Alam Gaharu Bandung hadir berkunjung dengan target petualangan yaitu edukasi ikan belida. Literasi diberikan langsung melalui penjelasan Instruktur BRPPUPP mengenai budidaya ikan belida, pemutaran media video bergambar, kuis berupa teka teki silang, bercerita sambil berlayar, hingga melihat ikan belida secara langsung. Siswa juga diberikan pengetahuan tentang tantangan budidaya ikan belida serta status perlindungannya berdasarkan KEPMEN KP RI No 1 Tahun 2021.
Siswa dijadikan dua kelompok dan menjalani tour kawasan SFV BRPPUPPP. Siswa Sekolah Alam Gaharu Bandung diperkenalkan dengan model pengelolaan perikanan perairan darat pada tipe daerah rawa yaitu Special Area for Conservation and Fish Refugia (SPEECTRA). SPEECTRA menjadi tempat berlindung ikan dari kegiatan penangkapan liar, perlindungan tersebut diharapkan dapat membuat ikan berkembang biak secara alami sehingga jumlahnya bertambah di alam. Injap/pintu masuk yang sudah dimodifikasi dapat membuat anakan ikan keluar, namun indukan akan tetap tertahan pada SPEECTRA.
Seperti yang diketahui bersama bahwasanya ikan belida merupakan ikonik Kota Palembang, namun keberadaannya dialam sudah sulit ditemukan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor diantaranya pemanfaatan berlebih tanpa diimbangi kegiatan konservasi. Rusaknya habitat, tingginya tingkat penangkapan untuk dikonsumsi, dijadikan bahan baku berbagai produk olahan perikanan seperti pempek, pepes dan kerupuk, atau dijadikan sebagai ikan hias turut menjadi alasan mengapa stok ikan belida menurun drastis dialam.
Terdapat lima hal yang bisa kita lakukan untuk melestarikan ikan belida yaitu tidak menangkap ikan belida di alam secara sengaja, melepasliarkan ikan belida kembali ke alam bila tertangkap pada jaring atau alat tangkap lainnya, kurangi konsumsi produk olahan berbahan baku ikan belida, tidak memperjualbelikan ikan belida, serta menjaga kebersihan sungai dan rawa. Masifnya pencemaran membuat ekosistem sungai dan rawa yang menjadi habitat ikan belida rusak bahkan hancur.
Di akhir acara dilakukan serah terima souvenir serta dilakukan penebaran benih ikan tembakang di alam. Siswa diberi pengetahun tentang tata cara merilis ikan dengan baik dan benar, idealnya ikan harus di aklimatisasi agar dapat menyesuaikan dengan suhu habitat yang akan dihuninya.
BRPPUPP mengucapkan terima kasih sudah bertualang di SFV BRPPUPP, sampai ketemu di lain kesempatan (16/2/2023).
Naskah : Suwinda Pratama, S.St.Pi
Editor : Rully Ismanto, S.Si