Salah satu aset unik yang dimiliki BRPPUPP adalah Instalasi Perikanan Rawa yang terletak pada Desa Patra Tani di Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan. Sebelumnya, dalam dua tahun terakhir beberapa hektar lahannya telah diaplikasikan inovasi Special Area for Conservation and Fish Refugia (SPEECTRA) yang memiliki beberapa fungsi sebagai cadangan produksi ikan, cadangan karbon, mendukung ketahanan pangan, penyedia protein hewani ikan dalam program anti stunting, mencegah kebakaran, serta menjadi suaka perikanan buatan untuk ikan memijah, berlindung dan mencari makan.
SPEECTRA, dalam pengembangannya akan diproyeksikan sebagai wilayah perikanan terpadu berbasis eduwisata. Secara bertahap, SPEECTRA telah dibangun sejak tahun 2019 dengan luas 5 ha sebagai percontohan. Pembangunannya melibatkan pendanaan dari APBN, kontribusi Pembinaan Pusat Unggulan Iptek (PUI) - BRIN serta SEAFDEC/IFRDMD. Dalam proses pengembangannya, BRPPUPP bersinergi bersama Balitbang LHK Palembang dan BRPBATPP Bogor dalam upaya penyediaan pakan alami dan kontribusi indukan ikan lokal.
Namun, Instalasi Perikanan Rawa BRPPUPP ini belum teroptimalisasikan dengan baik. Dengan luas lahan yang mencapai ±40 ha dibutuhkan upaya pengelolaan yang terintegrasi agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan yang ada.
Dalam kunjungan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Dr. I Nyoman Radiarta mengutarakan opsi mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) di Patra Tani untuk memperkuat kemandirian desa yang berbasis usaha perikanan serta sebagai wujud akselerasi program prioritas yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yakni pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Smart Fisheries Village (SFV) ini sendiri merupakan konsep pembangunan desa perikanan dan satuan kerja yang berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, keberlanjutan, serta meningkatkan ekonomi yang berada di tengah-tengah program kampung perikanan budidaya dan Desa Inovasi/Desa Mitra.
Bersama FAO dalam program I-Fish, BRSDM KP akan berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah setempat yang meliputi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatra Selatan, Dinas Perikanan Kabupaten Muara Enim, serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Muara Enim guna mendapatkan dukungan dalam upaya pengembangan Smart Fisheries Village (SFV) di Patra Tani.
I-Fish merupakan proyek kerjasama antara KKP dengan FAO yang berfokus pada tiga komoditas ikan air tawar yaitu sidat, arwana dan belida. Tujuan proyek adalah untuk memperkuat kerangka pengelolaan pemanfaatan keanekaragaman sumber daya perikanan perairan darat guna meningkatkan perlindungan terhadap ekosistem perikanan darat bernilai tinggi dan keanekaragamannya di Indonesia.
Setidaknya ada 4 komponen kegiatan utama yang menjadi perhatian yaitu pengarusutamaan keanekaragaman hayati melalui pengembangan sumberdaya dan pengelolaan kebijakan; konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan jenis-jenis ikan; monitoring dan kajian keanekaragaman hayati; serta monitoring dan evaluasi proyek, dan adaptasi pengelolaan.
Dalam diskusi, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatra Selatan memberikan dukungan terhadap program baik yang dijalankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Seperti nama asal lokasinya, Instalasi Perikanan Rawa BRPPUPP yang berada di Kabupaten Muara Belida diharapkan mampu mengembangkan jenis ikan lokal dan khas Sumatra Selatan yaitu ikan belida. Selain melestarikan ikan lokal yang dilindungi, ikan tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi dan penting.
Menjadikan Instalasi Perikanan Rawa BRPPUPP menjadi pusat perikanan terpadu dan eduwisata membutuhkan kerjasama dan kolaborasi hebat bersama pemerintah daerah setempat. Kepala BRSDM KP akan melakukan akselerasi terhadap masukan yang telah diutarakan.
Pada rangkaian kunjungan Kepala BRSDM KP ini turut dilakukan penebaran ikan tembakang (Helostoma temminckii) sebanyak 5.000 ekor kedalam kolom SPEECTRA. Harapannya, anakan yang ditebar dapat menjadi indukan baru dan dapat menghasilkan anakan yang melimpah dikemudian hari agar dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat disekitar Sungai Muara Belida (01/07/2022).
Naskah berita: Suwinda Pratama, S.St.Pi
Editor : Rully Ismanto, S.Si