Tahun 1990an sampai dengan 2000an merupakan era kejayaan budidaya udang di Provinsi Lampung. Provinsi ini memiliki tambak udang terbesar di Asia Tenggara dengan kemampuan produksi udang yang mendunia. Adanya serangan penyakit pada udang, serta permasalahan pengelolaan tambak dan internal perusahaan telah meruntuhkan kejayaan budidaya tersebut di tanah “Sai Bumi Ruwa Jurai”. Namun kini, impian untuk menjadikan Lampung sebagai pusat produksi udang dan kawasan pertambakan udang mulai menggeliat kembali dalam waktu empat tahun terakhir.
Salah satu langkah yang telah dilakukan pelaku utama dan usaha di Lampung dengan inovasi budidaya udang Vaname menggunakan air tawar atau dikenal dengan “budidaya udang salinitas 0”. Vaname merupakan jenis udang dengan kemampuan hidup adaptatif dengan kisaran salinitas yang luas, yaitu antara 0.5-40 ppt. Luasnya daya adaptasi ini menjadikan Vaname cocok dibudidayakan di perairan darat (jauh dari laut dan media budidaya berupa air tawar).
Pada hari Rabu (17/11/2021) penyuluh perikanan Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Tengah dan Kota Metro melakukan studi banding budidaya Vaname air tawar di Pokdakan (Pokdakan) Mina Barokah Desa Sukapura, Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan. Selain itu, pada kesempatan ini juga dihadiri koordinator penyuluh perikanan dan beberapa penyuluh Lampung Selatan. Pokdakan Mina Barokah merupakan kelompok yang telah melakukan budidaya Vaname dengan menggunakan air tawar dari sumber irigasi sungai. Kelompok ini merupakan binaan penyuluh perikanan Kabupaten Lampung Selatan Bapak Slamet Novianto. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meninjau proses budidaya udang Vaname dan kunjungan ke beberapa tambak udang, serta diskusi bersama pelaku utama dan usaha.
Adapun hasil dari kegiatan tersebut antara lain:
- Budidaya Vaname air tawar merupakan terobosan/inovasi budidaya yang dapat dikembangkan dengan skala lebih luas, serta membuka peluang bagi industri rumah tangga untuk membudidayakan udang skala kecil di pekarangan rumah dengan modal yang tidak besar dan mudah di aplikasikan;
- Budidaya udang Vaname mampu dilakukan dengan salinitas air yang rendah (air tawar);
- Vaname air tawar memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit udang oleh virus KHV, WSSV, dan lain-lain yang umumnya menyerang budidaya udang jenis air laut atau payau;
- Kegiatan ini mendorong para pelaku utama untuk mengalihfungsikan kolam-kolam budidaya yang sudah tidak produktif atau secara bisnis sudah tidak menguntungkan;
- Budidaya Vannemei memiliki harga jual yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraraan pelaku utama;
- Budidaya Vaname tawar saat ini telah menjadi idola baru pembudidaya di wilayah Lampung Selatan dan sangat mungkin untuk dikembangkan di daerah lainnya;
- Budidaya udang air tawar ini lebih ramah lingkungan karena dilakukan jauh dari garis pantai sehingga tidak mengganggu keberadaan tanaman bakau.
Itulah beberapa hal dari budidaya udang Vaname air tawar yang menjadi penyemangat para penyuluh perikanan Lampung saat ini. Sebuah langkah inovasi budidaya yang layak untuk mendapatkan apresiasi dan sangat mungkin dikembangkan skala kecil di pekarangan rumah.
Semoga apa yang dilakukan para pelaku utama, usaha dan penyuluh perikanan Lampung Selatan dapat membawa kemajuan dan kejayaan kembali budidaya udang di Provinsi Lampung.
Kontributor naskah : Winarto Santosa, S.Pi (Penyuluh Perikanan Kabupaten Tulang Bawang Barat)
Editor : Sevi Sawestri, S.Si., M.Si
Admin : Suwinda Pratama, S.St.Pi