Oleh : Ni Komang Suryati dan Yanu Prasetyo Pamungkas
Editor : Suwinda Pratama
Bersama dengan Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Perikanan MMAF,
Peneliti dari Universitas Kitasato – Jepang, Konsultan dari FAI – Jepang dan anggota Eel team IFRDMD berkunjung ke Pelabuhanratu, Sukabumi – Jawa Barat. Kunjungan dilakukan pada tanggal 9 – 10 Januari 2017. Survey ini bertujuan untuk melihat langsung aktivitas penangkapan sekaligus melakukan pengumpulan data pada nelayan glass eel serta data yang terdapat pada pemerintah daerah setempat.
Kunjungan yang berlangsung selama dua hari ini juga dimanfaatkan untuk melihat dan mendapatkan lokasi tangkap glass eel dimana biasanya nelayan melakukan aktivitas penangkapan di mulut sungai. Terdapat 100 hingga 200 neayan disana. Biasanya nelayan membutuhkan waktu tiga hingga empat hari untuk mengumpulkan 5 kg glass eel, mereka tidak diberi makan sebelum dikirim ke industri sidat di Banyuwangi. Peralatan yang biasa dibawa oleh nelayan yaitu lampu petromaks, plastik dan saringan sebagai alat tangkapnya. Hasil tangkapan glass eel cukup banyak bila dilakukan pada bulan terang sesuai dengan kalender jawa. Pada bulan Desember hingga survey ini berlangsung, nelayan hanya memperoleh 20 gram. Dari investigasi diketahui harga glass eel yang dibeli oleh kolektor dari nelayan berkisar Rp. 1.000.000,- hingga Rp. 1.200.000,-, sedangkan perusahaan membeli glass eel dari kolektor seharga Rp. 2.500.000,-.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas setempat, diketahui harga sidat berbeda-beda berdasarkan ukuran dan berat ikan sidat itu sendiri. Terdapat tujuh klasifikasi harga yang tercatat. Dinas setempat mengumpulkan data tersebut dari kolektor setiap bulan oleh 12 kolektor pada 12 sungai yang terdapat di Sukabumi. Sungai terbesar yang memiliki jumlah glass eel dan jumlah nelayan yang cukup banyak yaitu Sungai Cimandiri.